Dari Gerobak Pinggir Jalan ke Bisnis Cabang Banyak

Gue pertama kali denger soal Pak Made pas lagi ngobrol di warung kopi. Ceritanya agak nyeleneh sih—tukang soto biasa yang sekarang punya banyak cabang. Tapi yang bikin semua orang penasaran: katanya modal awal buat ekspansi dia itu dari menang jackpot di Bingo188.
Skeptis? Gue juga.
Tapi setelah tahu lebih banyak, ternyata poin pentingnya bukan cuma di menangnya. Tapi apa yang dia lakuin setelah itu. Duit bisa datang dari mana aja. Tapi nggak semua orang tahu cara bikin duit itu berkembang.
Duit Panas Jangan Dibakar, Tapi Disiram
Pak Made bilang satu kalimat yang masih keinget banget sampai sekarang:
“Duit panas jangan dibakar, disiram ke tempat subur.”
Dan itu yang dia lakuin.
Setelah dapet jackpot sekitar 75 juta (katanya sih, angka pastinya nggak mau dia sebut), dia nggak belanja barang mewah. Nggak juga jalan-jalan. Dia langsung beli dua gerobak baru, upgrade bahan, dan ajak dua temennya buat buka cabang.
Bumbu dasar disiapkan sendiri. Lalu dikirim ke tiap cabang seminggu sekali. Itu cara dia jaga kualitas rasa. Gerobak yang dibeli juga dirancang lebih menarik, pake branding khas dan seragam untuk pegawai.
Branding Bukan Cuma Logo, Tapi Pengalaman
Awalnya nama warungnya cuma tulisan spidol di banner plastik. Sekarang tiap cabang punya papan akrilik, warna seragam, dan slogan kecil di bawahnya: “Rasa Tak Pernah Bohong.”
Dan memang bener, branding itu bukan cuma urusan visual. Tapi soal konsistensi. Pelanggan pingin rasa yang bisa diandalkan. Makan di cabang mana pun, harus sama enaknya.
Rasa sotonya bisa dijelasin pakai tiga kata: gurih, nendang, nempel.
Kesalahan yang Bikin Belajar: Ekspansi Terlalu Jauh
Pak Made juga nggak selalu benar. Dia pernah buka cabang di luar kota yang jaraknya 6 jam dari tempat tinggalnya. Waktu itu semangatnya gede, tapi pengawasan jadi longgar. Kualitas turun. Pelanggan protes.
Akhirnya cabang itu ditutup.
Dari situ dia belajar: kalau mau ekspansi, harus tetap dalam jangkauan. Sekarang dia batasi radius cabang maksimal 2 jam perjalanan. Jadi kalau ada masalah, dia masih bisa turun tangan langsung.
10% Buat Dana Darurat? Wajib!
Satu hal lagi yang dia lakuin dan menurut gue cerdas banget: dia selalu sisihin 10% dari omset buat dana darurat bisnis. Jadi, kalau ada gerobak rusak, karyawan nggak masuk, atau bahan naik harga, dia nggak panik.
Kebiasaan ini yang bikin bisnisnya stabil walau kadang ada musim sepi.